Kamis, 16 Desember 2010

METODE DAKWAH

PRAKTIKUM DAKAWAH
(Ali Sa’adan, S.Sos.I)
Orang Bijak mengatakan “ Mahkota itu indah, akan lebih indah lagi kalau berada di kepala raja, permata itu indah akan lebih indah lagi bila dimiliki oleh da’i. Sebagai kader da’i jadikanlah dirimu ibarat matahari yang menerangi dunia, setelah dirinya sudah sangat terang. Jadikanlah dirimu ibarat lilin yang menerangi orang sekalipun dirinya sendiri terbakar. Janganlah anda itu seperti jarum yang selalu menjahid pakaian orang, sementara dirinya sendiri telanjang. Dan janganlah anda itu seperti pelita yang selalu menerangkan orang sementara diri sendiri gelap”.A. PENDAHULUANIslam sebagai agama dakwah artinya, Islam ada karena adanya dakwah. Semakin kuat dan majunya jalan dakwah maka semakin maju pula Islam itu sendiri, sebaliknya bila dakwah kurang berkualitas akan kurang pula kualitas dan kuantitas umat Islam. Agar dakawah itu kuat dan berkualitas, maka dipundakkan kewajiban itu terhadap semua orang Islam. Sebagaimana disinyalira dalam Al-Qur’an surat Ali Imran : 104.Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.Mundurnya Islam sekarang ini ditandai oleh mundurnya minat kaum muslimin terhadap tanggung jawab dakwah, dari satu sisi nampaknya pemahaman mereka sangat kurang terhadap tanggung jawab tersebut. Artinya banyak di antara kaum muslimin yang tidak mengerti bahwa tugas dakwah itu adalah tugas bersama. Disisi lain sebagian dari mereka yang punya pengetahuan tentang dakwah, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tersebut. Terbukti dari sekian banyak yang menyampaikan dakwahnya (da’i) yang muncul, sangat sedikit yang dapat dipercaya oleh masyarakat, dalam kata lain masyarakat saat ini sangat lemah sehingga mereka tidak dapat melaksanakannya secara profesional. Dalam hal ini kehadiran dakwah ditengah masyarakat tidak banyak mendapat pengaruh terhadap masyarakat terlebih lagi dakwah yang disampaikan itu asal jadi, karena itulah jati diri seorang pendakwah menjadi menurun. Disini kelemahan juru dakwah sekarang diantaranya lebih terfokus pada orang lain, lupa bahwa diri dan keluarga mereka adalah landasan awal untuk berangkat. (Q.S. Attahriim : 6)Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.Untuk itu kita seorang juru dakwah mesti ada pemahaman yang matang agar dakwah dapat diterima masyarakat :1. Ajakan kepada pembebasan (Maghfirah) Firman Allah (Q.S. Al-Baqarah : 221).Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.1. Menyebarkan rahmat dan kasih sayang sebagai citra utama dakwah. Al-Anbiya :107.Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.3. Menggunakan pendekatan edukatif, persuasif dan bertahap.B. PENGERTIAN DAKWAHDakwah dapat diartikan sebagai ajakan, panggila atau seruan manusia untuk melakukan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan tercela atau dalam bahasa agama disebut “Amar ma’ruf nahi munkar”. (Q.S. Ali Imran :104).Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.Menurut saya bahwa dakwah adalah merupakan upaya pembebasan manusia secara fundamental yaitu aktualisasi Islam yang dimanivestasiakan dalam sistem kegiatan sosial kemasyarakatan agar terselamat hidup di dunia dan diakhirat. Adapun banyak definisi dakawah bila kita kaji satu persatu maka satu sama lain definisinya berbeda namun pada hakikatnya bertujuan sama.C. DASAR HUKUM DAKWAHAdapun dasar hukum dakwah :Al-Qur’anAl-Hadista. Al-Qur’an- (Q.S. An-Nahlu 16 : 125).Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.- (Q.S. Ali Imran 3 : 110).Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.- (Q.S. At-Taubah 9 : 71).Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.- (Al-Maidah 78-79).Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.b. Al-HaditsAcuan hukum berdakwah dalam hadist selalu kita pakai seperti :“ Siapa diatara kamu yang melihat kemungkaran, harus merubahnya dengan tangan, bila tidak mampu maka dengan mulut (lisan) apabila tidak dapat maka dengan hati dan ini adalah selemah-lemah iman”. (H.R. Muslim).“Dari Khudzaifah r.a. dari Nabi Saw bersabda : “ Demi Zat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan munkar, atau Allah akan menurunkan siksa-Nya kepadamu kemudian kamu berdo’a kepada-Nya dimana Allah tidak mengabulkan permohonanmu “. (H.R. Tirmidzi).D. UNSUSUR – UNSUR DAKWAH1. Da’i 4. Media 2. Mad’u 5. Metode3. Materi 6. Efek1.1. Da’iDa’i adalah juru dakwah yang ahli dibidang ilmu agama, atau dengan kata lain dai adalah orang yang paling lapang dada, paling benar lidahnya, paling lembut perangainya dan paling mulia dalam pergaulan. Kredibilitas seorang dai dalam masyarakat sangat ditentukan oleh bagaimana keperibadiannya “Ibda’ binafsika”. Jika akhalak seorang da’i tercermin seperti layaknya Akhlak Rasulullah Saw, maka tidak ayal lagi dakwahnya akan berhasil. Akhlak disini dapat kita tinjau dalam empat hal.1. Akhlak kepada Allah SWT dan Rasul-Nya2. Akhlak kepada diri sendiri3. Akhlak kepada keluarga dan4. Akhlak terhadap masyarakat.1.2. Mad’uYakni sasaran dakwah itu berlangsung (objek dakwah) atau sering disebut dengan pendengar, penerima pesan (komunikan). Seorang da’i mesti bisa memperhatikan dari berbagai segi mad’u, seperti :1. UmurAnak–anakRemajaDewasaManula2. PendidikanSDSLTPSLTASarjana3. StrataPesisirPedesaanKota4. ProfesiPetaniGuruNelayanDokter5.Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan6. PendapatanFakirMiskinKaya2.1. MateriSeorang da’i dalam menyampaikan bahan yang ingin disampaikan kepada orang lain merupakan hal yang wajar saja, akan tetapi tetap mengarah pada acuan materi yang sebenarnya yakni :1. Aqidah2. Syariah3. Akhlak3.1. MediaSeiring dengan era globalisasi yang sangat canggih banyak hal yang perlu disampaikan, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa kita juga bisa berdakwah lewat media baik dalam bentuk media Audio (Radio), media Visual (Baliho, Spanduk, Selebaran, Pers,dll) dan Audiovisual (TV, Internet, Computer, Hand Phon Poly Phonic dll).4.1. Metode DakwahBerbagai cara atau metode dalam berdakwah yang ditempuh oleh juru dakwah, namun yang perlu diingat bahwa sejauh mad’u bisa menerima dengan motedo tersendiri itu boleh saja dilakukan. Akan tetapi patron dakwah yang sudah disinyalir dalam Al-Qur’an Surat An-nahl 16 : 125.Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.Dengan metode Hikmah, mauidha, hasanah, ceramah, dialogis, diskusi, karya Wisata. Kita dapat menempuh metode dakwah dengan tujuan adalah keberhasilan untuk mencapai tujuan dakwah itu sendiri.E. HAL-HAL YANG HARUS DI MILIKI SEORANG DA’I/DAIYAHUntuk mencapai dakwah agar berhasil, seorang da’i/daiyah perlu memperhatikan seperti hal – hal pokok diwah ini :1. Istiqamah, tidak memperturutkan hawa nafsu2. Menyakini kebenaran dakwah yang disampaikan3. Mendalami Al-Qur’an, Hadist, sejarah kehidupan Rasul dan Khulafaul Rasyidin.4. Memahami keadaan masyarakat yang dihadapi5. Berani dalam mengungkapkan kebenaran6. Ikhlas dalam berdakwah7. Tidak matrialistik8. Satu kata dengan perbuatan9. Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri10. Menyentuh dan lapang dada11. Kharismatik12. Humoris13. Menyusun sistematika dakwah14. menguasai bahasa dan15. Penampilan menarik dan mental yang kuat.F. KESIMPULANEsensi dakwah terletak pada usaha pencegahan (Preventif). Dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta memperaktikkan (Thathbiq) ajaran-ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari agar terselamat hidup dunia dan akhirat. Seorang da’i selayaknya juru dakwah yang bisa diterima ditengah individu dan masyarakat, yakni menyadari akan pembicaraan yang disampaikan. Karena lumrah sekali seorang da’i ingin sukses namun tidak ada pengusaan dakwah dalam berbagai hal, dalam sebuah pepatah mengatakan “Siapa yang naik mimbar tanpa persiapan, akan turun tanpa kehormatan”. Adapun yang menjadi hal yang fundamental terhadap serang da’i agar ia sukses yakni; Persiapan Fisik, Pesiapan mental, Persiapan materi.Oleh karena itu seorang da’i yang handal dan sukses mesti memperhatikan dengan jeli terhadap makna dakwah itu sendiri dan sungguh-sungguh. Mudah-mudahan ceramah yang disampaikan bisa di terima di hadapan khalayak ramai dengan terus berlatih, baik vocal, mimik wajah, kelancaran berbahasa dan kesiapan materi, insya Allah jadilah seorang da’i/daiyah yang sejati dan idaman semua orang. Amin ya rabbal’alamin.
Diposkan oleh Ali Sa'adan, S.Sos.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar